Bahasa Kamera





Penulis : NN


Extreme Long Shot (E.L.S.) atau comprehensive shot mempunyai sudut pandangan yang paling besar. Shot ini menunjukkan seluruh latar belakang dan lingkungan dari suatu obyek yang diambil gambarnya. Kadang-kadang dari segi fungsinya, shot ini juga disebut establishing shot (E.S.). Shot ini merupakan kebiasaan dalam dunia film digunakan untuk memulai sebuah adegan.

Long Shot (L.S.) di mana dalam shot ini obyek yang diambil gambarnya sudah tampak lebih jelas daripada dalam extreme long shot. Ketinggian obyek kira-kira kurang dari ketinggian layar. Kegunaan khusus dari shot ini terletak pada kemampuannya meletakkan obyek dalam lingkungan secara jelas.

Over The Shoulder (O/S) atau OTS. Dua tokoh berada didepan kamera, tapi kamera merekam adegan itu melewati bahu salah seorang merekam wajah kawan mainnya.




Medium Long Shot (M.L.S.) dan Medium atau Mid Shot (M.S.). Dalam medium long shot suatu obyek, entah barang atau orang, berdiri penuh-penuh di sedikit kejauhan dengan ada sela-sela tersisa pada bagian atas atau bagian bawah layar. Obyek itu masih cukup erat dengan latar belakangnya dan merupakan bagian daripadanya. Sedang medium shot telah cukup jelas menonjolkan obyeknya. Sifat shot ini netral, tenang dan memandang obyeknya secara obyektip, tanpa ikut campur tangan dengan urusannya.
Apabila subyek gambar adalah tubuh manusia, maka bagian bawah dari bidang gambar memotong tubuhnya pada ketinggian setinggi pinggul orang tersebut.

Medium Close Up (M.C.U.) dan Close Shot (C.S.) adalah pengambilan gambar manusia sebatas daerah dada ke atas. Sifat dari gambar yang didapat terasa intim.





Close Up (C.U.) layar dipenuhi oleh wajah tokoh yang diambil gambarnya : kira-kira dari dagu dan memotong sedikit pucuk kepalanya sampai pada ketinggian bawah leher sebatas bahu. Karena shot ini sangat kuat, maka biasanya dipakai agak hemat.

Extreme Close Up (E.C.U.) atau Big Close Up (B.C.U). Kadang-kadang juga disebut insert, sebab kerap diselipkan dalam suatu adegan guna memberi tekanan khusus. Apabila mengambil seorang tokoh, shot ini hanya mencakup bagian wajah yang pokok, kira-kira meliputi bagian mata dan mulut. Dapat juga hanya mulut atau mata saja. Inilah shot yang paling kuat.

Low Camera bila sewaktu mengambil gambar obyek, juru kamera memasang kamera lebih rendah, di bawah ketinggian mata seorang dewasa yang sedang berdiri.

High Camera bila kamera dipasang lebih tinggi daripada ketinggian mata.


Low Angel (L.A.) bila obyek diambil gambarnya dari bawah.






Bird-Eye-View atau High Angel (H.A.) bila obyek diambil dari atas.

Two Shot (2-S) Sebuah shot yang berisi dua tokoh, biasanya dalam M.C.U






Three Shot (3-S) Sebuah shot yang berisi tiga tokoh, biasanya dalam M.C.U.

Two Shot fav. x merupakan sebuah shot yang berisi dua orang, tapi kamera lebih mengutamakan salah seorang tokoh daripada yang lainnya. Yang satu letaknya menghadap kamera, sedangkan yang satunya berada dalam profil, atau ¾ profil (fav. Artinya favouring).

Point of View (P.O.V.), misalnya P.O.V si Badu, maka dalam hal ini kamera adalah si Badu dan melihat adegan yang berada dihadapannya seakan-akan dari sudut pandangnya.




Gerak Panning (PAN) adalah bila kamera bergerak sekeliling sumbu vertikalnya. Dengan gerakan ini kamera dapat melihat dan mengamati keadaan sekitarnya, dari kanan ke kiri atau kiri ke kanan, sesuai dengan keadaan dan kebutuhan.

Kamera bergerak secara Tilting (TILT) apabila kamera bergerak naik (UP) turun (DOWN) di atas sumbu horisontalnya. Dengan gerakan itu kamera dapat memandang ke atas dan ke bawah atau sebaliknya.

Gerakan Tracking (TRACK) terjadi apabila kamera bergerak maju atau mundur ke samping kanan atau ke samping kiri. Gerak kamera semacam ini dapat terjadi karena kamera diletakkan di atas semacam gerobak yang berjalan di atas track, rel. akibat gerakan kamera tracking yang maju atau mundur hampir sama dengan akibat pemakaian lensa zoom. Bedanya, dalam gerakan tracking, obyek-obyek yang ada jauh di belakang obyek yang diambil gambarnya tidak berubah bentuknya. Sedang dengan kamera zoom obyek-obyek yang ada di belakang obyek yang diambil gambarnya juga ikut menjadi besar.

Gerakan Crane (CRANE) terjadi apabila kamera dipasang pada sebuah crane, alat pengangkut yang berwujud seperti katrol.

Zoom In (Z.I.). Kamera tidak dipindahkan dengan sebuah gerakan, tapi sebuah zoom lensa yang digunakan, dengan merubah focal length lensa itu. Dengan cara ini subyeknya diperbesar, tanpa menimbulkan perubahan pada perspeksi adegannya. Sedangkan sebaliknya pada sebuah Track Shot, dimana kamera bergerak kearah subyeknya dan perspeksi berubah, seakan-akan kita berjalan menuju subyeknya.

Zoom Out (Z.O.). Dalam hal ini lensa zoom digunakan dengan melakukan perubahan pada focal lengthnya, tapi dilaksanakan dalam cara yang bertentangan dengan Zoom In.

"Belajar"
Model : Tito & Gerard
Foto : Ulum

3 komentar:



Haze Ahmad Rafsanjani mengatakan...

hemm wah wahh belajarr fotografi juga yah???

bisa donk berbagii masalah2 fotografi nech...

bibi mengatakan...

...plajaran AV kmaren yach..

template qm keren, tika..

- mengatakan...

Ternyata kamera kalau berbahasa menarik sekali, Tika.